MAKALAH
Trubleshooting
PC
Disusun
Oleh:
Agus
supriyanto
Kelas X Multimedia 2
KEMENTRIAN
PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMK NEGERI
2 PUTRI HIJAU
BENGKULU
UTARA
KATA PENGANTAR
Rasa Syukur yang dalam kami
Panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahan-Nya
makalah ini dapat kami selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam makalah ini
kami membahas “Malakukan Perbaikan PC”, suatu permasalahan yang selalu dialami
bagi siswa dan masyarakat yang menggunakan computer utuk mengakses suatu
informasi dengan menggunakan internet, Makalah ini dibuat dalam rangka
memperdalam pemahaman masalah komputer yang sangat diperlukan dalam suatu
harapan mendapatkan ilmu dalam memanfaatkan teknologi informasi dan sekaligus
melakukan apa yang menjadi tugas siswa. Makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan maka dari itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca
semuanya demi kesempurnaan makalah ini. Demikian makalah ini saya buat semoga
bermanfaat, Sukamakmur 22 september
2012-09-24
Penulis
Agus supriyanto
DAFTAR ISI
HALAMAN
JUDUL
DAFTAR ISI
BAB I
-
Kata pengantar
-
Pendahuluan
-
Tujuan
BAB II
-
Pembahasan
BAB III
-
Penutup
-
Daftar Pustaka
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang Pembahasan pada modul materi merakit dan troubleshooting
komputer ini dibagi menjadi tiga bagian yaitu : 1. Pengenalan Teknologi
Komputer dengan pendekatan hardware (hardware approach) yang menjelaskan bagian
dari komputer secara keseluruhan baik secara system maupun secara detil
perbagian dengan pendekatan hardware untuk mempermudah pengenalan komputer
secara komprehensif dan aplikatif. 2. Merakit Komputer, menjelaskan bagaimana
merakit komputer dengan tuntunan praktis disertai dengan gambar dan penjelasan.
3. Troubleshooting, menjelaskan deteksi kesalahan dalam merakit komputer dan
pemecahannya. Pada kesempatan kali ini penulis sedikit akan membahas dalam
makalah tentang Troubleshooting yaitu pada poin ketiga dari poin-poin yang
telah di atas.
B.
Tujuan Dalam pembuatan makalah ini tentunya ada tujuan tersendiri diman tujuan
itu harus tercapi meskipun separuh atau 50 % dari kesempurnaan, tujuan penulis
antara lain : 1. Menambah wawasan tentang troubleshooting PC atau yang biasa
disebut melakukan perbaikan dan atau setting ulang system PC. 2. Memenuhi tugas
dari salah satu guru pengajar. 3. Sebagai bahan pembelajran apabila makalah ini
di perlukan nantinya.
BAB II PENJELASAN
A. Pengertian Troubleshooting Troubleshooting adalah
sebuah istilah dalam bahasa Inggris, yang merujuk kepada sebuah bentuk
penyelesaian sebuah masalah. Troubleshooting merupakan pencarian sumber masalah
secara sistematis sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan. Troubleshooting,
kadang-kadang merupakan proses penghilangan masalah, dan juga proses
penghilangan penyebab potensial dari sebuah masalah. Troubleshooting, pada
umumnya digunakan dalam berbagai bidang, seperti halnya dalam bidang komputer,
administrasi sistem, dan juga bidang elektronika dan kelistrikan. Dalam dunia
komputer, segala sesuatu masalah yang berhubungan dengan komputer disebut
Troubleshooting dan timbulnya masalah dalam komputer tentu ada sebabnya. Pada
kesempatan ini kita akan sedikit belajar untuk mendeteksi masalah pada komputer
Anda terutama yang berhubungan dengan Hardware. Untuk permasalahan dengan
Software sebaiknya Anda lakukan pendeteksian sederhana dahulu seperti
pemeriksaan file-file yang berhubungan dengan Software atau spesifikasi
permintaan (requirement) dari Software. Apabila permasalahannya cukup rumit,
sebaiknya. Anda install ulang saja Software tersebut, karena akan terlalu rumit
untuk memperbaiki sebuah Software, sedangkan untuk permasalahan dengan
Brainware, penulis hanya dapat memberikan saran .
B. Teknik dalam Troubleshooting Terdapat dua macam
teknik dalam mendeteksi permasalahan dalam komputer, yaitu teknik Forward dan
teknik Backward. Untuk lebih mengenal kedua teknik tersebut, ada baiknya kita
bahas terlebih dahulu definisi dari masing-masing teknik tersebut. 1. Teknik
Forward Sesuai dengan namanya, maka dalam teknik ini segala macam permasalahan
dideteksi semenjak awal komputer dirakit dan biasanya teknik ini hanya
digunakan oleh orang-orang dealer komputer yang sering melakukan perakitan
komputer. Pada teknik ini hanya dilakukan pendeteksian masalah secara sederhana
dan dilakukan sebelum komputer dinyalakan (dialiri listrik). Untuk mempermudah
silakan simak contoh berikut : a) Setelah komputer selesai dirakit, maka
dilakukan pemeriksaan pada semua Hardware yang telah terpasang, misalnya
memeriksa hubungan dari kabel Power Supply ke soket power pada Motherboard. b)
Untuk casing ATX, kita periksa apakah kabel Power Switch sudah terpasang dengan
benar. 2. Teknik Backward Hampir sama dengan teknik sebelumnya, teknik Backward
adalah teknik untuk mendeteksi kesalahan pada komputer setelah komputer
dinyalakan (dialiri listrik). Teknik lebih banyak digunakan karena pada umumnya
permasalahan dalam komputer baru akan timbul setelah “jam terbang” komputernya
sudah banyak dan ini sudah merupakan hal yang wajar. Dapat kita ambil beberapa
contoh sebagai berikut : a) Floppy Disk yang tidak dapat membaca disket dengan
baik. b) Komputer tidak mau menyala saat tombol power pada casing ditekan.
C. Pendeteksian Masalah Setelah penjelasan
sederhana dari kedua teknik tersebut penulis akan membahas lebih dalam lagi ke
teknik Backward, karena bagi pengguna komputer rumahan tentunya teknik ini
lebih banyak akan digunakan ketimbang teknik Forward. Untuk lebih mempermudah
dalam pendeteksian masalah pada komputer Anda, a) Analisa Pengukuran Pada
tahapan ini, pendeteksian masalah dengan cara mengukur tegangan listrik pada
komponen nomor 1 sampai 3. Gunakan alat bantu seperti multitester untuk
mengukur tegangan yang diterima atau diberikan komponen tersebut. Contoh :
Mengukur tegangan listrik yang diterima oleh Power Supply, lalu mengukur
tegangan yang diberikan oleh Power Supply ke komponen lainnya. b) Analisa Suara
Pada tahapan ini pendeteksian masalah menggunakan kode suara (beep) yang
dimiliki oleh BIOS dan dapat kita dengar lewat PC Speaker. Pastikan kabel PC
Speaker sudah terpasang dengan baik. Untuk mempermudah pengenalan kode suara
tersebut, silakan simak keterangan berikut : 1. Bunyi beep pendek satu kali,
artinya sistem telah melakukan proses Boot dengan baik. 2. Bunyi beep pendek 2
kali, artinya ada masalah pada konfigurasi atau seting pada CMOS. 3. Bunyi beep
panjang 1 kali dan pendek 1 kali, artinya ada masalah pada Motherboard atau
DRAM. 4. Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 2 kali, artinya ada masalah pada
monitor atau VGA Card. 5. Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 3 kali, artinya
ada masalah pada Keyboard. 6. Bunyi beep panjang 1 kali dan pendek 9 kali,
artinya ada masalah pada ROM BIOS. 7. Bunyi beep panjang terus-menerus, artinya
ada masalah di DRAM. 8. Bunyi beep pendek terus-menerus, artinya ada masalah
penerimaan tegangan (power). 9. Pada beberapa merk Motherboard akan
mengeluarkan bunyi beep beberapa kali apabila temperatur processornya terlalu
tinggi (panas). Catatan : kode bunyi beep diatas berlaku pada AWARD BIOS, untuk
jenis BIOS yang lain kemungkinan memiliki kode bunyi beep yang berbeda. c)
Analisa Tampilan Pada tahapan ini pendeteksian masalah cenderung lebih mudah
karena letak permasalahan dapat diketahui berdasarkan pesan error yang
ditampilkan di monitor. Contoh : Pada saat komputer dinyalakan tampil pesan
Keyboard Error, maka dapat dipastikan letak permasalahan hanya pada Keyboard.
Cara Cepat Mengenali Troubleshooting. 1. Apabila terjadi masalah dan sistem
masih memberikan tampilan pesan pada monitor atau disertai dengan bunyi beep 1
atau 2 kali, maka kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 6 sampai
9, yaitu pada Keyboard, Card I/O, Disk Drive dan Disket. 2. Apabila terjadi
masalah dan sistem memberikan kode bunyi beep lebih dari 2 kali, maka
kemungkinan letak permasalahan ada di komponen nomor 4 dan 5, yaitu RAM, VGA
Card dan Monitor. 3. Sedangkan untuk masalah yang tidak disertai pesan pada
monitor atau kode bunyi beep, kemungkinan besar letak permasalahan ada di
komponen nomor 1 dan 2, yaitu Power Suplly dan Motherboard. Dengan kedua macam
teknik dalam pendeteksian maslah dalam komputer tersebut, tentunya akan lebih
memperkaya pengetahuan kita di bidang komputer, jadi jika suatu saat terdapat
masalah pada komputer Anda kita dapat melakukan pemeriksaan terlebih dahulu
sebelum membawa ke tempat servis, kalaupun harus membawa ke tempat servis kita
sudah mengerti letak permasalahannya, jadi kita tidak dibohongi oleh tukang
servis yang nakal Dengan pemahaman troubleshooting komputer yang lebih dalam
tentunya akan lebih mempermudah kita untuk mengetahui letak permasalahan dalam
komputer dan tentunya akan lebih menyenangkan apabila kita dapat memperbaiki
sendiri permasalahan tersebut. Semoga pembahasan sederhana tentang
troubleshooting ini dapat bermanfaat.
D. Macam-Macam Troubleshooting Kalau prosesor
dianggap sebagai “otak” komputer, maka motherboard boleh dianggap merupakan
“jantung” kehidupan di PC. Sebagai komponen yang menyandang “beban berat”
kerusakan sedikit saja bisa membikin PC tersengal-sengal. Pada komputer
generasi awal, komponen seperti prosesor dan Ram langsung dilekatkan pada
motherboard tanpa bisa diganti-ganti atau ditambah lagi. Model semcam ini
dinamakan backplane. Desain baru yang bersifat modular memungkinkan penggantian
beberapa komponen yang melekat pada motherboard secara mudah, sekaligus
memberikan keleluasaan tersedianya peluang-peluang peningkatan teknologi PC itu
sendiri. Namun, kemudahan senantiasa mengandeng resiko. Begitu pula dengan
motherboard. Sejak motherboard dijadikan “sasaran tembak” utama untuk
menghasilkan PC yang optimal, kita dihadapkan pada keruwetan-keruwetan yang
semakin besar. Mari tunjuk beberapa contoh. Peningkatan kebutuhan prosesor yang
bertenaga membuat desain motherboard harus mengikuti tuntutan perkembangan
prosesor. Kebutuhan akan transfer data yang lebih cepat membutuhkan desain
motherboard terus berubah. Perkembangan-perkembangn terbaru seperti teknologi
Fire Ware, USB 2.0, RAID System, Smart Card, Secure Digital, wireless, semuanya
berkumpul pada lahan yang sama : motherboard. Meski untuk saat ini belum semua
teknologi tersebut populer, namun untuk memberi daya tarik suatu produk
motherboard para produsen pun tak kurang akal. Mereka beramai-ramai menyediakan
ruang upgrade itu, tanpa harus menyertakannya ketika ia diproduksi secara
massal, untuk tetap membuatnya tetap ekonomis. Beragamnya tipe chipset pada
motherboard yang menjadi tolak ukur dukungan teknis juga kian membuat para
pengguna dipusingkan untuk memilih mana yang terbaik. Belum lagi selesai dengan
masalah yang satu ini, kita juga dihadapkan dengan berbagai kekhawatiran,
bagaimana mengatasi persoalan bilaman terjadi motherboard sebagai jantung PC,
masalah sedikit saja bisa membuat PC termehek-mehek. Justru dengan banyaknya
pilihan tersebut, kunci pertama supaya kita tetap tidak tersesat delam
belantara adalah memahami seni arsitektur mother board, dan membekali diri
dengan kemampuan praktis yang mumpuni. Berikut ini langkah-langkahnya. Repair
or Replace Keputusan untuk mereparasi sangat ditentukan oleh tingkat kerusakan
yang terjadi pada sebuah motherboard. Sementara, langkah penggantian sangat
tergantung oleh tingkat daya dukung teknologi motherboard ataupun kemampuan
ekonomi Anda dalam membelanjakan barang-barang komputer. Masalahnya adalah
bagaimana seandainya motherboard itu masih terhitung baru, sementara kita tidak
mampu mendeteksi kerusakan atau menentukan jalan keluarnya ? ikuti dulu langkah
kedua sebelum memutuskan untuk membeli yang baru. Back to Basics ! a) Periksa
semua konektor. Tentu saja, langkah ini diperlukan untuk memastikan bahwa tidak
ada satu konektor pun yang terlepas atau tidak tertancap dengan benar. b)
Periksa semua komponen yang melekat. Ini penting untuk memdeteksi, apakah
pemasangan prosesor, RAM, VGA Card sudah benar atau belum. Juga untuk
memastikan bahwa secara fisik IC-IC di dalam motherboard tidak mengalami
kerusakan atau terlepas. c) Periksa sumber listrik yang masuk melalui power
suplay. Untuk memastikannya, periksa dulu suplai listrik dari jala listrik,
lalu periksalah output listrik pada kabel-kabel power suplay dengan menggunakan
multimeter. Pastikan bahwa output tiap kabel sudah sesuai dengan yang
direkomendasikan pada buku manual. d) Periksa, adakah barang-barang asing yang
menggangu jalur motherboard. Kabel, sekrup, kotoran, juga debu bisa
mempengaruhi nafas kehidupan motherboard. Gangguan semacam ini, selain membuat
lalu lintas data terganggu, bila posisinya strategis bisa menimbulkan hubungan
pendek alias konslet. e) Periksa jumper-jumper, DIP switch, atau pin-pin
pengatur setiap fitur dengan teliti dan benar. Pastikan bahwa Anda mengacu pada
buku manual jangan menggunakan ilmu hafalan. Setting yang salah bisa membuat
motherboard Anda tak mau hidup. f) Periksa bagian-bagian motherboard yang
melekat pada casing. Hubungan pendek akibat penguncian tanpa isolator antara
casing, sekrup pengunci dengan motherboard akan membuat listrik terhenti setiap
kali tombol power ditekan. a. Sistem PC tidak menyala ketika kartu grafis
onboard diganti dengan VGA Card Masalah semacam ini sering terjadi ketika
pengguna hendak melakukan upgrade kartu grafis pada motherboard yang memiliki
VGA add on yang terpasang. Namum, pada sebagian motherboard, Anda harus
melakukan pergantian setting secara manual. Sebenarnya ini tidak akan terjadi kalau
Anda tahu tips dan triknya. Biasanya masalah akan terjadi ketika kartu grafis
add on ditancapkan dan Anda melakukan booting untuk pertama kalinya. b. Sistem
kemudian tidak menyala sama sekali. Bahkan tidak mengeluarkan bunyi beep sama
sekali. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah menggunakan kembali VGA
onboard Anda. Ketika Sudah masuk sistem Windows, lakukan uninstall driver VGA
onboard yang Anda pakai. Setelah itu, lakukan restart kembali sistem Anda untuk
kemudian masuk pada menu BIOS. Pada menu ini, Anda harus mematikan atau
mend-disable fitur VGA onboard. Setelah mematikan fungsi ini keluarlah dari
BIOS dan matikan sistem. Langkah selanjutnya adalah pasang kartu grafis add on
Anda pada slot AGP atau slot PCI sesuai dengan tipe kartu grafis yang hendak
Anda pakai. Setelah tertancap dengan benar pada slot yang sesuai, nyalakan
kembali sistem Anda. Sistem akan kembali menyala dengan kartu grafis add on
sebagai kartu grafis utama. Jangan lupa untuk menginstall driver terbaru yang
sesuai dengan kartu grafis tersebut. c. Sistem tidak bekerja ketika prosesor
diganti Kejadian ini amat sering terjadi ketika Anda hendak melakukan upgrade
atau downgrade dengan menggunakan prosesor yang memiliki front side bus yang
berbeda. Misalnya ketika Pentium Anda ber-FSB 533 MHz Anda ganti dengan yang
ber-FSB 400 MHz, sementara BIOS Anda masih men-setting sistem bekerja pada FSB
533 MHZ. Agar sistem mau bekerja kembali, ada dua cara yang bisa ditempuh. Cara
pertama adalah masuk ke sistem BIOS dan menganti FSB yang dipakai dari 133 MHZ
manjadi 100 MHz. Ini dengan catatan kalau sistem motherboard dan prosesor Anda
masih bisa mentolerir penggunaan FSB yang jauh lebih tinggi dibanding yang
dipakai. Cara lain adalah melakukan clear CMOS. Apabila langkah ini sudah
dilakukan. Masuklah ke menu BIOS Anda dan pastikan FSB yang dipakai sudah
sesuai dengan FSB yang bekerja pada prosesor Anda. Langkah ini dijamin manjur
untuk mengatasi masalah yang semacam ini. d. Sistem tidak bekerja ketika modul
memori DDR diganti Ada beberapa kemungkinan maslah yang mungkin jadi penyebab
mangapa masalah semacam ini terjadi. Pertama adalah kompatibilitas motherboard
yang dipakai terhadap memori baru yang dipasang. Penyebabnya ada dua, yaitu
masalah chip memori yang digunakan atau maslah tipe memori yang dipakai.
Beberapa motherboard mensyaratkan secar tegas jenis chip yangh dipakai. Apabila
tidak sesuai, motherboard tidak akan mendeteksi adanya memori yang berakibat
pada tidak bekerjanya sistem. Sementara beberapa motherboard juga tidak mau
dipsangi memori tipe single side atau double side. Sekali lagi ini masalah
kompatibilitas motherboard terhadap memori yang dipasang. Apabila masalahnya
adalah chip memori, update BIOS terkadang bisa jadi salah satu pemecahan jitu.
Kemungkinan kedua adalah tipe memori yang dipasang memiliki CAS latency yang
lebih rendah ketimbang CAS latency memori sebelumnya, sementara pada BIOS
latency masih di setting pada CAS-2. cara satu-satunya adalah dengan melakukan
reset atau clear BIOS. Setelah itu masuklah pada menu BIOS yang mengatur
latency yang bekerja pada memori dan ubah sesuai dengan kemampuan memorinya.
Yang paling aman adalah dengan mengubah latency yang bekerja pada CL-2,5. e.
Sistem tidak bekerja meski semua power sudah terpasang Bisa jadi masalah ini
muncul lantaran beberapa penyebab. Pertama periksa apakah ada aliran listrik
yang masuk pada motherboard. Ini penting untuk memastikan adakah aliran listrik
yang mengalir pada motherboard. Pada sebagian besar motherboard, indikasi
adanya arus listrik yang mengalir ini ditandai dengan lampu LED yang menyala.
Kalau lampu ini tidak menyala, bisa dipastikan tidak ada arus listrik yang
mengalir. Kedua, kemungkinan power suplay yang tidak terlalu bagus alias tidak
memiliki tenaga yang sesuai. Cara satu-satunya adalah menganti power suplay
yang Anda punya dengan yang lebih bagus. f. Penyebab ketiga yang mungkin adalah
tidak terpasangnya kartu grafis dengan benar. Ini memang biasa terjadi kalau
Anda sembrono memasang kartu grafis add on. Untuk mengatasinya, Anda bisa
memperbaiki posisi pemasangan. Usahakan agar posisinya tegak lurus terhadap
motherboard. Penyebab keempat yang sering tidak terbayang adalah rusaknya
tombol power atau koneksinya yang menghubungkan front panel dengan tombol power
pada casing depan. Ini menyebabkan Anda tidak dapat menyalakan sistem meski
semua terpasang dengan benar. Sistem tiba-tiba hang ketika di overclock Ada
beberapa penyebab untuk masalah ini. Penyebab pertama ada pada beberapa
komponen yang membutuhkan frekuensi kerja yang lebih tinggi. Ini misalnya
terjadi untuk AGP ataupun PCI yang terpasang. Untuk melakukan ini, Anda bisa
masuk ke BIOS dan menaikkan frekuensi kerjanya. Ini pun dengan catatan apabila
motherboard yang Anda pakai memang mendukung. Penyebab kedua adalah kurangnya
tegangan yang dipakai. Untuk itu, Anda juga bisa masuk ke menu BIOS dan
melakukan penaikan tegangan, baik pada prosesor atau memori. Tapi cara ini
riskan kaerena sangat tergantung pada kemampuan dan daya tahan motherboard,
prosesor, memori, ataupun kartu grafis yang dipasang. Ini kareena kenaikan
tegangan akan mempengaruhi kerja dari beberapa periferal yang terpasang. g.
Sistem tidak bekerja karena hardisk tidak terdeteksi Masalah ini sering sekali
muncul pada beberapa motherboard. Kesalahan sendiri terjadi bukan pada motherboard-nya,
tetapi pada kabel data yang Anda gunakan. Kesalah ini biasanya muncul karena
Anda menggunakan port secondary dan bukan port primary meskipun Anda tidak
menggunakannya buat CD-ROM atau drive lain. Pada beberapa sistem, motherboard
tidak akan mendeteksi lantaran penggunaan kabel data semacam ini. Solusi yang
bisa dilakukan adalah menggunakan port utama pada kabel IDE untuk hardisk
sementar secondary untuk CD-ROM drive atau yang lain. h. Sistem tidak bekerja
ketika kabel fan CPU tidak dipasang Ini biasa terjadi pada beberapa motherboard
yang memiliki tingkat keamanan yang cukup bak. Pada mother board yang demikian,
sistem tidak akan mau bekerja kalau kabel fan tidak terpasang pada pin yang
sesuai yaitu pun CPU fan. Ini dimaksudkan untuk menjamin agar fan bekerja untuk
melindungi prosesor dari panas berlebihan. Nah, kalau Anda tidak memasang kabel
fan pada pin power fan, atau bahkan tidak memasang pada salah satu pin,
otomatis sistem tidak akan bekerja. Langkah satu-satunya yang diambil adalah
memasang kabel fan CPU pada pin yang sesuai. i. Ketika booting sistem nyatakan
disk fail Masalah ini muncul kalau Anda tidak memiliki floppy drive sementara
pada BIOS fitur ini masih difungsikan. Cara satu-satunya adalah masuk ke menu
BIOS dan matikan fitur yang satu ini. j. Sistem tidak bekerja ketiga primary
graphic adapter diganti Ini biasa terjadi pada motherboard yang memiliki fitur
VGA onboard. Ketika akan diganti dengan kartu grafis add on, baik yang
berebasis PCI ataupun AGP. Ketika setting yang dipasang tidak sesuai dengan
kondisi nyata, sistem tidak akan mampu melakukan booting. Satu-satunya langkah
yang bisa diambil adalah dengan melakukan clear CMOS atau bahkan mencabut
baterai CMOS kalau jumper untuk melakukan clear CMOS tidak ada. Ini untuk
memaksa motherboard kembali pada posisi default. Setelah booting dapat
dilakukan, masuk pada menu BIOS dan ubah setting primary graphic adapter sesuai
dengan jenis kartu grafis yang dipasang. Apabila Anda memasang kartu grafis
berbasis AGP, setting fitur ini pada AGP add on. k. BIOS yang terkunci Password
Password BIOS biasanya digunakan user untuk melindungi setting BIOS pada
komputer. Dan bila Anda ingin mereset password pada BIOS tidak terlalu susah
untuk mengkoneksikan bateray CMOS nya, dengan sedikit trik pada Dos, Anda bisa
mereset BIOS tersebut. Pertama keluarlah dari Windows atau me reboot komputer,
jalankan komputer pada MS-DOS mode, gunakan pilihan “ Command prompt only” Pada
C:\> prompt, ketik : DEBUG Tekan enter. Anda akan melihat tanda (-) pada
DEBUG prompt, kemudia ketik: o 70 2e Pada DEBUG prompt akan ditampilkan seperti
–o 70 2e. Tekan enter, ketik : o 71 ff Tekan enter, terakhir ketik : QTekan
enter, makan Anda akan keluar dari DEBUG prompt dan kembali pada C:\> prompt
Sekarang reboot PC Anda, tekan tombol del, dan password untuk memasuki Setup
BIOS pun sudah lenyap.
BAB III PENUTUP
Demikian yang dapat
kami paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini,
tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena terbatasnya
pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada hubungannya dengan
judul makalah ini. Penulis banyak berharap para pembaca yang budiman memberikan
kritik dan saran yang membangun kepada penulis demi sempurnanya makalah ini dan
penulisan makalah di kesempatan - kesempatan berikutnya. Semoga makalah ini
berguna bagi penulis pada khususnya juga para pembaca yang budiman pada
umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/how-to/writing/2062229-contoh-penutup-makalah-umum/#ixzz1SACQxKmG
http://www.scribd.com/doc/11519099/Troubleshooting-Komputer-
Tidak ada komentar:
Posting Komentar